Rabu, 05 Oktober 2016

Profesionalisme dan Etika dalam Hospitality

Persaingan yang ketat di dalam dunia kerja khususnya bidang hospitality membuat setiap individu diharuskan bersikap profesional. Hanya individu dengan pemahaman yang kuat serta memiliki profesionalisme yang akan memenangkan persaingan di dalam dunia kerja.
Sebetulnya meski tanpa persaingan, dunia kerja itu sendiri menuntut seseorang bersikap profesional. Bahkan perusahaan berani bayar mahal untuk orang-orang yang profesional dalam bekerja. Semakin hari dunia semakin mengakui bahwa profesionalisme dapat meningkatkan kualitas seorang pekerja. Apa pun profesinya, sikap profesional seorang pekerja menjadi hal yang utama
Pada hakikatnya seorang yang profesional memiliki tiga ciri, antara lain:
  1. Pekerjaan yang dilakukan seorang yang profesional itu semata-mata sebagai entitas diri demi profesi yang dijalani.
  2. Seorang yang profesional melakukan pekerjaannya dengan memperhatikan segala aspek, baik teknis maupun non-teknis.
  3. Mengacu pada sebuah kode etik yang ada dan sikap dalam memperbaiki kesalahan.
Yang dimaksud profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarkat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan profesionalisme:
  • Pengetahuan (Knowledge)
  • Kemampuan (Ability)
  • Keterampilan (Skill)
  • Sikap (Attitude)
  • Kebiasaan (Habit)

Seseorang yang memiliki profesionalisme dalam bekerja senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Seseorang yang memiliki profesionalisme dalam bekerja akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya, baik terhadap pekerjaan maupun lingkungan kerja.
Pentingnya profesionalisme dalam bekerja mengharuskan seseorang untuk mengubah pola pikir ke arah yang lebih baik, bahkan terus lebih baik. Tanpa profesionalisme sebuah institusi, sebuah organisasi, sebuah perusahaan tidak akan bertahan lama, karena profesionalisme inilah yang menghidupkan segala aktivitas di perusahaan. 


profesionalisme sangat diperlukan dalam menjalani berbagai macam profesi dalam berbagai bidang seperti Hospitality dan pelayanan

Salah satu kasus yang ditimbulkan oleh sikap pekerja yang tidak profesional seperti yang dialami oleh salah satu hotel di Jakarta. Salah satu pengunjung melaporkan pegawai hotel karena tidak terima atas perlakuan pegawai hotel yang masuk kamar tanpa izin. Pegawai hotel yang terdiri dari dua orang tersebut bermaksud untuk menanyakan perpanjangan kamar dengan menemui tamu secara langsung. Padahal 15 menit yang lalu tamu sudah mengkonfirmasi masalah tersebut melalui telepon. Kejadian tersebut kembali terulang saat tamu kembali menginap di hotel tersebut. Saat itu seorang pegawai hotel masuk ke kamar dengan menggunakan "Master Key". Karena kaget, tamu spontan berteriak histeris. Atas dua kali kejadian tersebut, tamu pun sempat mendatangi Manager On Duty atas ketidaknyamananya. Namun, tamu justru tidak mendapat jawaban baik dan permintaan maaf dari pihak hotel.
Masalah tersebut sebenarnya bukan masalah besar. Akan tetapi kesalahan yang dilakukan pegawai tersebut cukup fatal, dimana mereka masuk dengan begitu saja masuk ke kamar tamu yang mungkin memiliki privasi tersendiri. Hal ini tentu saja sudah melanggar kode etik dari industri perhotelan itu sendiri. Ditambah lagi pihak hotel yang tidak memberikan tanggapan yang baik terhadap komplain yang disampaikan oleh tamu, semakin merusak citra hotel itu sendiri.
Menurut saya, para staff dari hotel itu masih belum memahami secara mendalam bidang profesi yang mereka jalani saat ini. Oleh sebab itu seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, bahwa profesionalisma sangat dibutuhkan dalam menjalani profesi. Pihak hotel sebaiknya memberikan pelatihan yang lebih mendalam kepada para pegawainya agar mereka lebih bisa bersikap lebih profesional dalam bekerja serta mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan baik kecil maupun besar. Pihak hotel juga dituntut untuk melakukan evaluasi ketat terhadap pegawai-pegawainya yang melakukan kesalahan sehingga tidak akan terjadi kesalahan yang sama untuk selanjutnya.
Tidak hanya faktor eksternal seperti di atas. Faktor internal dari masing-masing individu juga sangat diperlukan. Karena tanpa adanya kemauan dan niat yang kuat serta rasa cinta terhadap profesi yang dijalankan akan berdampak pada perusahaan maupun individu masing-masing.